Pacuan kuda ini di Gelanggang Bukit Ambacang Bukittinggi pada tahun 1934. Belum diketahui dari mana sumber foto ini. Biasanya koleksi KITLV dan Tropen Museum di Negeri Belanda.
Terjemahan dari keterangan di foto ini tentang arakan-akan kuda pemenang pada perlombaan terakhir. Biasanya kita mengenal dengan nama pacu boko. Sedangkan di atas tribun, terlihat beberapa bendera Hindia Belanda yang masih tiga warna.
Laki-laki di foto ini memakai kopiah atau penutup kepala dengan kain. Di badannya dililitkan sarung. Ada yang diikat di pinggang, dililitkan ke leher, atau hanya sebagai perhiasan untuk diletakkan di pundak. Biasanya pacu kuda tahunan itu dibuka oleh residen dan dihadiri pula oleh asisten residen, kontroleur, dan para pemangku jabatan dari pribumi.
Feni Efendi, pencatat memori kolektif dan penulis buku PAJACOMBO.
Disalin dari kiriman FB Feni Efendi
Baca juga:
Find us on : linktr.ee/kebudayaan
1 Comments Add yours