FB Wedia Purnama | Bahasa Minangkabau tidak hanya dipakai sebagai lambang bagi orang Minang, tetapi juga mengajarkan taratik [etika/kesantunan] dalam berkomunikasi. Bahasa Minangkabau memiliki aturan dan etika pemakaian yang diumpamakan sebagai ๐ฌ๐ข๐ต๐ฐ [kata]. Secara sederhana kato dapat diartikan sebagai sebuah tata aturan dalam berkomunikasi antar sesama komunikator sewangsa yang dikenal dengan istilah ๐๐ฎ๐ ๐ท๐ผ ๐ป๐ฎ๐ป ๐ฎ๐บ๐ฝ๐ฒ๐ธ atau ๐ธ๐ฎ๐๐ผ ๐ป๐ฎ๐ป ๐ฎ๐บ๐ฝ๐ฒ๐ธ.
Dalam berbahasa, orang Minangkabau mempertimbangkan dengan siapa mereka bercakap dan berhadapan. Ada empat kategori alua (alur) yang dipakai dalam bahasa Minangkabau.
~ ๐๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฎ๐ข, ๐ฌ๐ข๐ต๐ฐ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ช; alur bertutur kepada orang yang lebih tua.
~ ๐๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข, ๐ฌ๐ข๐ต๐ฐ ๐ฎ๐ข๐ญ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ข๐ฏ๐จ; alur bertutur kepada orang yang disegani.
~ ๐๐ฆ๐ต๐ช๐จ๐ข, ๐ฌ๐ข๐ต๐ฐ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ต๐ข; alur bertutur kepada teman sebaya.
~ ๐๐ฆ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต, ๐ฌ๐ข๐ต๐ฐ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ณ๐ถ๐ฏ; alur bertutur kepada orang yang lebih muda.
Pewarisan adat tau jo nan ampek ini akan memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan karakter di masa datang.
Bahasa Minangkabau yang mayoritas pemakainya berada di daerah Sumatra Barat, digunakan dan dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Sekalipun orang Minangkabau memiliki kebiasaan atau tradisi lama, yaitu marantau (bisa disebut sebagai gejala migrasi), mereka tetap setia dengan kampung halamannya dan bahasa ibunya.[1] Hal ini menjadi salah satu penyebab penyebaran bahasa Minangkabau semakin luas dan dikenal oleh sebagian besar penduduk di Alam Melayu. Walaupun dipengaruhi oleh tatanan masyarakat Minangkabau yang menganut sistem adat Garis Ibu, tradisi marantau tersebut tidak berpengaruh buruk terhadap pemakaian bahasa Minangkabau karena sistem tersebut membuat mereka sangat terikat dengan tanah kelahirannya.
Akan tetapi, dalam beberapa waktu terakhir, ketika zaman sudah berubah, ketika teknologi informasi sudah merajai Alam Melayu, bahasa Minangkabau mengalami pergeseran dan kemerosotan pemakaian.,
===
Catatan kaki oleh Admin:
[1] Mayoritas perantau masa dahulu, apabila mereka memiliki pasangan sesama Minang, maka dalam berkomunikasi dengan anak-anak mereka, tetap memakai Bahasa Minangkabau. Namun berlainan dengan masa sekarang, ketahanan berbahasa orang Minangkabau sudah semakin melemah. Beberapa perantau memilih Berbahasa Indonesia Raya dengan anak-anak mereka, dan yang lebih jahanam lagi, sebagian besar orang tua muda di Minangkabau sendiri pada masa sekarang lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia dengan anak-anak mereka. Dan langgam Bahasa Indonesia yang mereka pakai tidak lurus, melainkan mencampurkan dengan Bahasa Gaul dan Minang atau mengindonesiakan beberapa kosa-kata Bahasa Minang sehingga sumbang terdengar di telinga orang-orang yang masih sehat.
===
Baca Juga: Tingkat Keterancaman Bahasa Minangkabau
===