Istana Bung Hatta

Foto.1

Foto.1 ini dikirim oleh engku Azimal Agus dengan keterangan “Bukittinggi di tahun 1895, rumah dan kantua Rersiden Fort de Kock. (Lokasi: Istana Bung Hatta Kini) Di foto dari arah Jam Gadang, yang waktu itu alun ado

Mungkin yang dimaksudkan ialah Kantor Residen di Fort de Kock. Pemerintah kolonial melakukan beberapa kali reorganisasi. Pada tahap awal, dikenal dengan Regency Minangkabau yang wilayahnya mencakup Luhak Nan Tigo serta wilayah rantau disekitarnya. Kemudian dikenal wilayah Residency dimana kepala pemerintahannya dipanggil Residen, kemudian pada reorganisasi pemerintahan yang terakhir, statusnya diturunkan menjadi Afdeeling dengan kepala pemerintahan disebut dengan Asisten Residen.

Kantor Residen atau kemudian Asisten Residen ialah dikawasan Istana Bung Hatta sekarang. Tidak hanya berkantor, disana juga terdapat rumah dinas pejabat nomor satu Belanda di Padangsche Bovenlanden itu.

Pada foto disajikan kepada kita masa-masa awal dari rumah dan kantor namun kami belum dapat memastikan, mana yang rumah dan mana yang kantor. Selepas proklamasi, kalau tidak salah ditukar namanya dengan Gedung Tamu Agung dan sempat dijadikan oleh Bung Hatta sebagai kantor semasa beliau menjadi Wakil Presiden dan Perdana Menteri.

Dimasa Agresi Belanda II dan berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), bangunan dalam komplek ini dibumi hanguskan oleh para pejuang kemerdekaan. Selepas Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Kaharudin Dt. Rangkayo Basa yang menjadi Gubernur Sumatera Barat ketika itu memerintahkan pembangunan kembali. Komplek bangunan baru dinamakan dengan Gedung Tri Arga.

Pada masa pemerintahan Gubernur Gamawan Fauzi, gedung ini bertukar nama menjadi Istana Bung Hatta. Hal ini mengingat dari latar belakang sejarah perjuangan bangsa dimana salah satu episode penting dalam pendirian dan pemerintahan negara Indonesia tercipta di gedung ini.

Foto.2

Foto.2 juga dikirim oleh engku Azimal Agus, sepertinya foto ini diambil dari atas Jam Gadang. Tampak beberapa batang kayu telah tumbuh besar dan rimbun. Apabila kita pandangi atap bangunan dan bandingkan dengan foto.1 maka tampaknya telah terjadi perubahan pada bangunan yang berada dalam komplek ini.

Foto.3

Foto.3 ini dikirim oleh engku Azimal Agus dan sepertinya masih diambil dari atas Jam Gadang. Foto kali ini memperlihatkan keadaan di depan Istana yang kini merupakan jalan dan pedestrian. Tampak ramai kendaraan oto parkir disana.

Tampak pula jalan di bawah yang pada saat ini juga telah menjadi pedestrian. Beberapa bendi sedang berlalu lalang disana. Demikian juga dengan trotoar yang terdapat di sebelahnya juga tengah dilalui oleh para pejalan kaki. Diujung sana tampak gedung Societeit yang sekarang telah menjadi gedung DPRD Kota Bukittinggi.

Foto.4

Foto.4 diambil dari hadapan Istana memperlihatkan bagian depan yang telah memiliki semacam bangunan kecil. Apakah bangunan itu pos penjaga? Juga terdapat beberapa bangunan lain disana.

Foto koleksi KITLV di atas memiliki keterangan “Erepoort voor gouverneur-generaal A.C.D. de Graeff bij de ingang van Fort de Kock” yang artinya menurut pakcik google ialah “Gerbang Kehormatan untuk Gubernur Jenderal A.C.D. de Graeff di pintu masuk Bukit Tinggi”

Sepertinya foto di atas diambil dari arah Istana Bung Hatta, tampak diselang-seling pepohonan Jam Gadang sedang dalam pembangunan, tiang-tiang bambu didirikan disekeliling bangunan menara jam tersebut. Dan rupanya bangunan kantor polisi lebih dahulu dibangun daripada bangunan menara jam itu.

Foto.5

Foto.5 ini juga dikirim oleh engku Azimal Agus, foto ini memperlihatkan keadaan bangunan Istana sampai sekitar tahun 2017/18an. Pada saat sekarang, taman yang berada di sebelah kiri tersebut telah berubah menjadi lahan parkir.

Baca Juga:

  1. 15. Istana Bung Hatta
  2. Istana Bung Hatta 1870
  3. Bung Hatta berkantor di Istana
  4. Istana Bung Hatta – Wikipedia
  5. Istana Bung Hatta: Saksi Sejarah PDRI -vivanews.com
  6. Istana Bung Hatta – Heritage 
  7. Istana Bung Hatta Saksi Sejarah Pemerintahan Darurat RI

Sumber foto: KITLV, Tropenmuseum, & Internet

1 Comments Add yours

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.