Kampuang Cino ’60

Lama kami memandangi gambar ini, kalau engku Sianok yang memposting ganmbar ini tidak memberi keterangan “Kampuang Cino Tahun 1960an” maka kami takkan tahu. Dari manakah gambar ini diambil dan mengarah kemana?

Lalu berjumpalah komentar engku Haristianto Sutiono “Masih tampak.. Toko Coa..” Toko Tjoa merupakan ruko yang sekarang digunakan oleh KFC, tepat di sebelah Bank BRI.

“Benar juga..” seru kami dalam hati. Semula kami mengira kalau gambar ini diambil mengarah ke Simpang Masjid Nurul Haq dan mengira bangunan ruko besar dekat pohon rindang itu ialah House Tea sekarang. Namun terbesit ragu karena kalau tak salah ruko tersebut menjorok ke dalam dan memiliki tempat parkir oto yang lapang. Ditambah jalan tampak mendaki, bukan menurun.

Kalau memang benar demikian maka agaknya telah terjadi perubahan pada bentuk ruko di sebelah Kedai Tjoa tersebut, pada masa Belanda hanyalah ruko berlantai satu sedangkan pada gambar sudah bertingkat dua. Bilakah dibangun? Kalau dilihat bentuknya maka kemungkinan masih pada masa Belanda jua.

Tampakkah oleh tuan kedai penjual kareta pada sudut sebelah kanan? Banyak kareta bersusun disana menanti pembeli, dahulu kareta ini sudah sama hebatnya dengan onda. Kata engku kalau merek kedainya “Toko Sepeda Suka Damai” yang terletak tepat di seberang Janjang Minang.

Engku Indrawan Yulda menambahkan “Anak yg punyo toko kareta angin namo nyo si yaih (padusi) kwn ambo waktu smp…. antah dima kini semoga sehat selalu” [Anak pemilik Kedai Kereta Angin ini namanya Si Yaih (perempuan), kawan kami semasa es em pe. Entah dimana ia sekarang, semoga sehat selalu]

Kok ndk salah ambo dithn 90an lah pindah tòko suka damai tu kapasa bawàh,dakek bengke sepda Megaria.” jawab engku Sianok [Kalau kami tiada salah, pada tahun 1990an Kedai Suka Damai ini telah pindah ke Pasar Bawah, dekat bengkel sepeda ‘Megaria’]

Engku Victo Rino memberi tanggapan “Toko sepeda Alm H Syafri, kalau dak salah. Di subarang no janjang Minang” [Kedai Sepeda almarhum H. Syafri, kalau tiada silap. Di seberangnya terdapat Janjang Minang] namun belum ada tanggapan terhadap pernyataan ini.

Itu yg jua sepeda Mak Icin Toko Suka Damai.” tambah engku Amri Djitar [Yang menjual sepeda itu ialah Mak Icin, Toko Suka Damai]

Di subarangnyo th 60an ado foto studio …lupo ambo namonyo ” kenang engku Abdullah Armyn [Pada tahun 1960an, diseberangnya terdapat foto studio yang kami lupa namanya]

Dijawab oleh engku Erizon Koto “kalau indak salah studio fotonya Minang jaya” [Kalau tak salah, Studio Foto Minang Jaya, namanya]

Tiang listrik yang terekam pada foto juga menarik perhatian kami, serupa inilah tiang listrik pada masa dahulu. Kalau kami tidak salah, tiang listrik ini berjejer hingga ke muka Bukittinggi Plaza sekarang.

Mata kami berbulu melihat perempuan yang berjalan membelakangi tukang kodak di trotoar di muka ruko. Berkerudung namun berkebaya, tampak abayanya yang singkat dan sempit memperlihatkan bentuk pinggulnya yang berbalut kodek. Pakaian ini menjadi tren pada masa itu sebagai ciri masyarakat kota yang moderen dan berkemajuan. Sebagai perbandingan, tampak perempuan berbaju kurung tak jauh dari si perempuan berkebaya, ia sedang berjalan menjunjung katidiang.

Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke kolom komentar untuk mendapatkan informasi lebih lanjut;

Sabalah toko kuretangin, suka damai Ado TK jaik gentleman ,sabalahnyo bofet Selamat” kenang engku Amril [ Sebelah Kedai Kereta Angin ‘Suka Damai’, terdapat tukang jahit “Gentleman”, disebelahnya ialah Bofet Selamat]

Engku Yusupov menambahkan “Suok ado bajanjang Gentleman Taylor punyo Pak Lenggang urang Balingka” [Sebelah kanan terdapat Gentelan Taylor kepunyaan Engku Lenggang yang berasal dari Balingka]

Di ateh trotoar tu tahun 70an ado apak gaek manjua sate kuah kacang pakai lado, sabana lamak.” kenang engku Syamral. [Di atas trotoar itu, pada tahun 1970an, ada engku gaek yang menjual sate kuah kacang memakai lado (cabai), sungguh nikmat]

Engku Anhar Salayan ikut membagikan kenangan “Dikampuang Cino KO Saisuak Ado Panjaik Yang paling terkenal dikota Bukittinggi Yaitu PENJAHIT NAWAWI TAILOR” [Di Kampung Cina ini pada masa dahulu terdapat seorang penjahit terkenal di Bandar Bukit Tinggi yaitu Penjahit Nawawi Tailor]

Kampuang cinoko tampek yg sajuak dulumah. indak ado urang manggaleh angkringan doh” kenang engku Emrizal [Kampung Cina ini merupakan tempat yang sejuk pada masa dahulunya, tidak ada orang berjualan kaki lima]

====

Baca Juga:

  1. Ruko Telah Hilang di Kampuang Cino
  2. Parijs van Sumatera

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.